Pangkal Pinang -- Kurikulum 2013 telah diluncurkan 15 Juli lalu, bertepatan dengan bulan Ramadhan. Dimana setiap muslim wajib menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Dengan kondisi tersebut, di beberapa daerah implementasi kurikulum 2013 belum efektif, termasuk di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
"Selama bulan puasa kita banyak libur, jadi kepotong masa implementasinya. Baru efektif seminggu ini," demikian dituturkan kepala sekolah SMP negeri 1 Pangkal Pinang, Eko Heri Priyanto, di kantor LPMP Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Jumat (30/8).
Meski baru seminggu efektif, Eko mengatakan cara mengajar guru sudah memperlihatkan perubahan. Pembelajaran yang biasanya searah, sekarang sudah menjadi lebih aktif. Siswa diajak untuk melihat, bertanya, menalar, dan berdiskusi. "Mereka (siswa) sekarang jadi lebih aktif," katanya.
Eko menambahkan, siswa di luar kelas VII pun tak jarang yang penasaran seperti apa implementasi kurikulum 2013. Ia mengaku, bahkan diantara para siswa ada yang bertanya kepadanya apa kelebihan kurikulum tersebut. Setelah dijelaskan, kata Eko, siswa tersebut sangat tertarik. Namun demikian mereka baru akan menerapkan metode pembelajaran dengan kurikulum 2013 di jenjang SMA.
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para guru di sekolahnya. Salah satunya adalah berkenaan dengan administrasi penilaian siswa. Mereka masih kebingungan menggabungkan nilai 10 mata pelajaran ke dalam format penilaian yang berisi nilai efektif, kognitif, sikap, dan sebagainya. "Formatnya sudah ada, tapi menyamakan 10 mapel itu masih menjadi kendala besar bagi guru," katanya.
Untuk itu, Eko berharap agar pelatihan bagi guru sasaran ditambah. Ia mengaku, guru di sekolahnya masih perlu dilatih agar pembelajaran dan transfer ilmu bisa maksimal. "Minimal dua minggu pelatihan lagi," katanya. (AR/JR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar