oleh Sukemi
Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media
Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media
Suasana baru pada tahun pelajaran baru 2013 yang serentak dimulai, Senin, 15 Juli ini, menjadi momentum menarik dan perlu dicatat dalam lembar sejarah pendidikan. Betapa tidak, para peserta didik di jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, sedikitnya di 6.325 sekolah pada 295 kabupaten/kota di 33 provinsi, ditambah sekitar 1.488 sekolah mandiri, akan memulai pengimplementasian Kurikulum 2013.
Saya sedang membayangkan di sekolah-sekolah itu --terutama di kelas 1, 4, 7 dan 10-- bukan hanya ditemukan baju seragam dan sepatu baru, tapi juga suasana berbeda, yakni gairah baru akan diterapkannya Kurikulum 2013. Memang muncul keraguan, apakah kurikulum baru itu benar-benar bisa diterapkan, sementara proses pelatihan guru di sekolah-sekolah sasaran baru berakhir dua hari lalu?
Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena itu wajar jika muncul keraguan. Tulisan berikut ingin mengukuhkan kembali, bahwa Kurikulum 2013 dengan segala kekurangan dan kelebihannya, adalah momentum yang layak untuk dicatat dalam lembar sejarah pendidikan di negeri ini.
Guru Jadi Taruhan
Semua paham, kurikulum dapat dimaknai sebagai kumpulan teks yang berisi keinginan, cita-cita, dan harapan terhadap materi dari proses pembelajaran, untuk mencapai hasil yang diinginkan (kompetensi). Di dalam kurikulum itu terdapat sedikitnya empat komponen utama (i) standar kompetensi lulsuan yang diharapkan; (ii) standar isi materi yang akan diajarkan; (iii) standar proses pembelajaran (metodologi); dan standar proses penilaian.
Dari empat komponen itu, maka guru menjadi taruhan terhadap keberhasilan implementasi kurikulum. Disinilah pentingnya pembekalan dan pelatihan bagi guru. Melihat perjalanan pada kegiatan pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran, kita boleh berharap banyak guru mampu mengimplementasikannya dengan baik. Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan instruktur nasional misalnya, nilai rerata yang dicapai dari pres test ke post test mengalami kenaikan cukup signifikan 20,60%. Kenaikan tertinggi ada pada materi rasionalitas kurikulum (44,64%), lainnya, materi analisis materi ajar (11,05%), dan materi rancangan pembelajaran dan praktik (9,53%).
Optimisme ini perlu ditanamkan dan dijadikan virus, sehingga stigma negatif yang berkembang selama ini terhadap guru, bisa diperbaiki. Memang pada dasarnya guru kita bisa, mau, dan mampu untuk diajak berubah ke arah lebih baik.
Sejatinya, didalam lubuk hati terdalam, tidak ada guru yang tidak ingin peserta didiknya menjadi generasi lebih unggul dan lebih baik. Adigium lama mengatakan, guru yang sukses adalah guru yang bisa dikalahkan oleh muridnya. Dari hasil tiga pelatihan berjenjang itu pulalah, ke depan, posisi guru yang jadi taruhan kesuksesan terhadap implementasi Kurikulum 2013 harus disiapkan sistem pelatihan yang lebih baik dan komperhensif. Termasuk didalamnya melakukan reorientasi terhadap lembaga penyiapan pengadaan guru, yaitu Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Ini penting, karena Kurikulum 2013 telah disiapkan sedemikian rupa untuk mengantisipasi perubahan-perubahan terhadap kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Jenlink (1995) mengungkapkan, bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu sudah menuntut kita mempersiapkan untuk perubahan penting yang sedang terjadi pada kehidupan kita dengan kekuatan perubahan yang akan memerlukan kita mengalihkan pola pikir kita sekarang tentang dunia yang kita ketahui.
Pendidikan dan dalam hal ini kurikulum sebagai the heart of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Disinilah sesungguhnya desain Kurikulum 2013.
Momentum Perubahan
Merujuk Kurikulum 2013, sedikitnya ada tiga hal yang dapat dijadikan momentum perubahan sebagai efek domino dari implementasi Kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan upaya pengendalian terhadap buku pelajaran. Buku pegangan guru dan siswa pada Kurikulum 2013 disiapkan oleh Pemerintah. Ini artinya, kualitas isi bisa dipertanggungjawabkan. Dalam hal harga, jika memang peserta didik harus membeli, karena sekolah memilih untuk mengimplementasikannya secara mandiri, harga buka sudah bisa ditekan lebih wajar.
Dalam hal buku, ada yang menyatakan, Kurikulum 2013 telah mematikan peran penerbit dan percetakan. Tentu pernyataan itu tidak 100 persen benar, karena yang disiapkan Pemerintah hanyalah buku wajib siswa dan guru. Buku pengayaan masih bisa diterbitkan oleh penerbit. Sedang pengadaan pencetakan buku yang disiapkan Pemerintah diserahkan sepenuhnya kepada percetakan melalui sistem lelang terbuka.
Momentum kedua, Kurikulum 2013 dapat memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler, serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK). Selama ini, kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler, berjalan terpisah, padahal semestinya tiga ranah pendidikan itu utuh dalam satu kesatuan.
Ketiga, masih terkait dengan hal kedua, memperkuat integrasi pengetahuan-bahasa-budaya dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pilihan ekstra kurikuler Pramuka dan pengarusutamaan pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, termasuk didalamnya pendidikan agama dan budi pekereti, adalah bagian tidak terpisahkan dalam kerangka pemahaman utuh terhadap NKRI, sebagai sebuah keniscayaan.
Inilah hal-hal yang perlu dicatat dalam menandai datangnya tahun pelajaran baru dan implementasi kurikulum baru. Harapannya, memasuki tahun pelajaran dengan kurikulum baru, bersamaan dengan pelaksanaan Puasa Ramadhan 1434 H, dapat menjadi semangat bagi guru dan peserta didik, menjadi generasi yang lebih baik. (****)
Artikel ini Sudah dimuat di Koran Republika, 13 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar